Rabu, 12 September 2007

Kebakaran

Kebakaran Hutan Kaltim Mencapai 155.611,58 Ha, Kerugian Diperkirakan Rp 2,67 Triliun

Suara SAMARINDA - Musibah kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Timur belum juga berakhir. Musim kemarau panjang yang melanda propinsi ini sangat menyulitkan upaya pemadaman kebakaran. Berbagai upaya, baik lewat darat maupun udara, sepertinya hanya berpengaruh sangat kecil terhadap proses pemadaman api.

Suara Hingga saat ini luas areal hutan dan lahan yang terbakar sudah mencapai 155.611,58 hektar. ''Dari jumlah tersebut, hutan yang terbakar seluas 151.236,22 hektar dan lahan seluas 4.375,36 hektar,'' ungkap Awang Faroek Ishak, Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kaltim.

Suara Sekitar 63 persen dari areal yang terbakar adalah di kawasan milik perusahaan besar yang memiliki HPH (Hak Penguasaan Hutan) dan HTI (Hutan Tanaman Industri) (lihat tabel). Perusahaan besar ini sebagian besar telah melakukan pembukaan lahan dengan cara bakar. Diduga, salah satu faktor yang memicu musibah kebakaran ini adalah pembakaran lahan dengan sengaja.

Suara Dari penelitian Bapedalda Kaltim, kerugian kebakaran hingga awal April ini mencapai Rp 2.672.880.600.000. Taksiran kerugian dihitung dari nilai ekonomis kayu/tanaman yang terbakar. ''Ini belum termasuk kerugian akibat hilangnya flora/fauna, hilang atau rusaknya permukaan tanah/topsoil, kerusakan lingkungan, kesehatan masyarakat, kerugian perusahaan penerbangan dan kegiatan lainnya,'' ujar Awang Faroek.

Suara Penyebab kebakaran sebagian besar dikarenakan manusia, dan kebanyakan dilakukan dengan sengaja. Selain itu adanya sumber batubara di dalam tanah menjadi salah satu faktor alam penyebab kebakaran yang sangat sulit dihindari.

Suara Dari pantauan Integrated Forest Fire Management (IFFM), proyek kerjasama pemerintah Indonesia dan Jerman dalam mengatasi kebakaran hutan di Kaltim, sudah 797 titik api yang menyebar di kawasan Kaltim. Letak titik api yang menyebar sangat menyulitkan proses pemadaman api.

Suara Sebenarnya sudah cukup banyak upaya yang dilakukan untuk memadamkan api. Namun kondisi medan yang sangat sulit dan juga lokasi kebakaran api yang berjauhan sangat menyulitkan upaya pemadaman. ''Dampak kegiatan pemadaman selama ini mungkin hanya sekitar 0,1 persen saja,'' ungkap Ludwig Schindler, Ketua IFFM.

Suara Padahal penanggulangan kebakaran lewat darat dan udara sudah banyak dilakukan. Misalnya dengan bahan kimia, granat pemadam api dan membuat sekat bakar. Selain itu juga dilakukan pemboman lewat udara dengan pesawat Hercules Transall C-160 dan pesawat Pilatus Poiter PC-6.

Suara Menurut Schindler, dengan kondisi kemarau panjang seperti sekarang ini, pemadaman api bukanlah bidang yang paling penting untuk dilakukan. ''Tetapi yang penting diperhatikan adalah pencegah~an, pendidikan masyarakat dan kebijaksanaan penggunaan hutan. Oleh karena itu musim hujanlah saat yang tepat untuk mengatasi kebakaran,'' jelas Schlindler yang telah melakukan berbagai kegiatan manajemen kebakaran hutan di Kaltim sejak empat tahun lalu. mag

Luas Areal Kebakaran Hutan dan Lahan di Kaltim

No.

Lokasi Terbakar

Luas (Ha)

1. Areal Hak Penguasaan Hutan (HPH) 34.185,65
2. Areal HPHTI 64.838,72
3. Kawasan Konservasi Bukit Soeharto 4.204,00
4. Hutan Lindung Sungai Wain 2.389,00
5. Hutan Lindung DAS Manggar 126,00
6. Hutan Lindung Bontang 6.635,00
7. Cagar Alam M. Kamam 150,00
8. Cagar Alam Kersik Luwai 75,50
9. Taman Nasional Kutai 40.181,00
10. Hutan Penelitian 406,88
11. Areal Perkebunan 1.923,68
12. Areal Transmigrasi 15,00
13. Ladang Penduduk/alang/semak 1.448,77
14. Kebun masyarakat 987,91